Nanolinenews 16/5/2025 , Menyoroti sineas sineas muda saat ini dalam mengexplorasi media gambar bergerak dengan kekuatan karakter yang tentu berbeda dengan pasar jualan film film Hollywood yang sangat menonjolkan kemajuan teknologi,
Film Angkara Murka ini mengangkat wujud kegelisahan terhadap berbagai bentuk ketidakadilan yang tersembunyi di balik proyek-proyek besar dan ambisi kekuasaan,yang akhirnya selalu orang orang yang kecil tertindas .
Dalam dunia sinema Indonesia, film-film yang mampu mengguncang kesadaran sosial jarang ditemukan. Namun, film terbaru Eden Junjung, “Angkara Murka,” berusaha untuk mengubah hal tersebut, walaupun pada tahun 1972 adapula film yang lebih dulu dengan judul Angkara Murka yang disutradarai oleh Miscbah Yusa Biran yang diperan kan Rahmat Kartolo dan WD.Mochtar.
“Angkara Murka” lahir dari kegelisahan akan pengorbanan-pengorbanan yang seringkali dianggap wajar. Dalam narasi pembangunan dan kemajuan, ada jiwa-jiwa yang dikorbankan. Film ini mencoba memberi suara pada yang terpinggirkan,”
Film bergenre misteri-thriller ini merupakan eksplorasi kelam atas kuasa, pengkhianatan, dan kehancuran batin manusia. Produser dari Forka Films, Ifa Isfansyah, menyampaikan bahwa “Angkara Murka” adalah manifestasi kemarahan yang sangat relevan.
“Kami ingin menghadirkan kisah yang tak hanya menghantui secara visual dan emosional, tetapi juga mengguncang kesadaran sosial. Eden Junjung selaku sutradara film Angkara Murka ,Film ini di perankan artis berwajah flamboyin indo Raihaanun, yang juga dalam kesempatan nya mengungkapkan tantangan emosional saat mendalami karakternya. Ia memerankan sebagai seorang ibu yang terjebak dengan pilihan pahit, antara keluarga atau tunduk pada sistem kekuasaan yang korup.
“Ini bukan sekadar peran, tapi pengalaman spiritual. Banyak adegan yang membuat saya menangis, bahkan setelah kamera dimatikan,” ungkap Raihaanun.
Social Header